Sabtu, 15 September 2012

Tata Kalimat

Pengertian Kalimat
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir, dan satuan bahasa yang berisi suatu “pikiran” atau “amanat” yang lengkap. Lengkap, berarti di dalam satuan bahasa yang disebut kalimat itu terdapat:
1) Unsur atau bagian yang menjadi pokok pembicaraan, yang lazim disebut dengan subjek (S). Misalnya kata adik dalam kalimat “Adik membaca buku”.
Yang biasa menjadi subjek adalah kata benda seperti contoh diatas, atau frase benda seperti contoh berikut.
- Majalah mingguan itu terbit di Jakarta.
2) Unsur atau bagian yang menjadi “komentar” tentang subjek, yang lazim disebut dengan istilah predikat (P). Misalnya kata membaca dalam kalimat “Adik mebaca buku”.
Yang biasa menjadi predikaat adalah kata kerja seperti contoh diatas, tetapi dapat juga frase kerja, kata sifat, atau frase sifat, seperti contoh-contoh berikut:
- Saya tidaak akan datang.
- Rumah itu besar.
- Rumah itu besar sekali.
3) Unsur atau bagian yang merupakan pelengkap dari predikat, yang lazzim disebut dengan istilah objek (O). Misalnya kata buku dalam kalimat “Adik membaca buku”.
Yang biasa menjadi objek adalah kata benda seperti contoh di atas, tetapi dapat juga frase benda, seperti contoh-contoh berikut.
- Adik membaca buku sejarah.
4) Unsur atau bagian yang merupakan “penjelasan” lebih lanjut terhadap predikat dan subjek, yang lazim disebut dengan istilah “keterangan” (K). Misalnya frase di perpustakaan dalam kalimat “Adik membaca buku di perpustakaan”
Keterangan dapat memberi penjelasan mengenai waktu, sebab, akibat, syarat, alat, dan sebagainya.
• Hari ini dia datang terlambat (Keterangan waktu)
• Dia terlambat karena hujan (Keterangan sebab)
• Dia dipukuli orang ramai sampai babak belur (Keterangan akibat)
• Saya akan hadir di sana (Keterangan tempat)
• Adik menulis dengan pensil (keterangan alat)
Subjek dan predikat merupakan unsur yang harus ada di dalam kalimat, sedangkan unsur objek dan  keterangan tidak harus selalu ada. Apabila unsur objek dan unsur keterangan tidak ada dalam sebuah kalimat maka kalimat itu tetap kalimat yang sempurna atau kalimat yang lengkap, tetapi apabila yang tidak ada adalah unsur subjek atau unsur predikatnya yang tidak ada maka kalimat itu disebut kalimat yang tidak lengkap.

Intonasi Kalimat
Selain unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan setiap kalimat harus pula dilengkapi dengan unsur intonasi. Yang lazim disebut intonasi kalimat. Di dalam bahasa tulis intonasi kalimat dilambangkan dengan tanda baca titik (.) tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Tanda titik (.) digunakan  pada kalimat yang berisi pernyataan atau berita. Misalnya :
• Presiden meresmikan pabrik kayu lapis di Ambon.
Tanda baca tanya (?) digunakan pada akhir kalimat yang berisi pertanyaan, misalnya:
• Siapa nama adikmu itu?
Tanda baca seru (!) digunakan pada akhir kalimat yang berisi perintah, larangan, atau seruan. Misalnya:
• Jangan duduk disini !
Kalau suatu satuan bahasa yang berisi unsur subjek dan predikat, baik disertai unsur objek dan keterangan atau tidak dan tidak disertai dengan intonasi kalimat, maka atuan tersebut belum dapat disebut sebuah kalimat, melainkan baru merupakan sebuah klausa.
Dengan demikian, setiap pembentukan kalimat selalu berkenaan dengan unsur klausa  dan unsur intonasi.

Macam - Macam Kalimat
Kalimat sangat memiliki berbagai macam bentuk, dan bentuk-bentuk kalimat adalah:

1. Kalimat Sederhana
Kalimat sederhana dibentuk dari sebuah klausa yang unsur-unsurnya berupa kata atau frase-frase sederhana.
- Pembangunan harus dilanjutkan.
Kalimat sederhana dalam bahasa indonesia memiliki pola:
a) Subjek + Predikat
• Ayahku seorang dokter
b) Subjek + Predikat + Objek
• Ibu menjahit baju adik
c) Subjek + Predikat + Objek + Keterangan
• Ayah membaca koran ditaman
d) Subjek + Predikat + Objek + Objek
• Ibu membelikan adik baju baru
Menurut jenis kata atau frase yang menjadi unsur Subjek (predikat, objek, dan keterangan) kalimat sederhana dalam bahasa indonesia mempunyai pola.
a) Kata (frase) Benda + Kata (frase) Benda
• Ayahku seorang dokter
b) Kata (frase) Benda + kata (frase) Sifat
• Pacarnya tinggi besar
c) Kata (frase) Benda + kata (frase) Kerja
• Nenek sedang bersolek
d) Kata (frase) Benda + kata (frase) Kerja + Kata (frase) Benda
• Ayah sedang membaca komik

2. Kalimat Luas Rapatan
Dua buah klausa (kalimat) atau lebih dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat luas rapatan dengan cara “merapatkan” bagian atau unsur kalimat yang sama. Bagian atau unsur kalimat yang sama itu mungkin terdapat pada subjek, predikat, objek, keterangan, atau pada dua atau tiga bagian itu.
• Rapatan subjek
Dua buah kalimat yang subjeknya merupakan identitas yang sama dapat digabung menjadi sebuah kalimat luas rapatan dengan cara merapatkan atau menyatukan kedua subjek kalimat itu.
- Ayah makan nasi goreng
- Ayah minum teh botol
Dirapatkan menjadi kalimat:
- Ayah makan nasi goreng dan minum teh botol.
• Rapatan Predikat
Dua buah kalimat yang subjeknya merupakan hal, peristiwa, atau tindakan yang sama dapat digabung menjadi sebuah kalimat luas rapatan dengan cara merapatkan atau menyatukan kedua predikat kalimat itu.
- Nenek minum kopi susu
- Ibu minum teh botol
Dirapatkan menjadi kalimat:
- Nenek minum kopi susu sedangkan ibu teh botol.
• Rapatan Objek
Dua buah kalimat yang objeknya merupakan identitas yang sama dapat digabung menjadi sebuah kalimat luas rapatan dengan cara merapatkan atau menyatukan kedua objek kalimat itu.
- Kakak menangkap ayan itu
- Ayah menyembelih ayam itu
Dirapatkan menjadi kalimat:
- Kakak menangkap ayamitu  dan  ayah menyembelihnya.
• Rapatan Keterangan
Dua buah kalimat yang unsur keterangannya merupakan identitas yang sama dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat luas rapatan dengan cara merapatkan atau menyatukan kedua keterangan kalimat itu.
- Tadi pagi saya menulis surat
- Tadi pagi ayah membaca koran
Dirapatkan menjadi kalimat:
- Tadi pagi saya menulis surat dan ayah membaca koran.
• Rapatan Kompleks
Adakalnya dua buah klausa atau lebih memiliki bagian atau unsur yang sama lebih dari sebuah.
- Ibu membeli gula
- Ibu membeli kopi
- Ibu membeli beras
Ketiga klausa itu dapat dijadikan kalimat luas rapatan dengan menyatakan subjek dan predikatnya:
- Ibu membeli gula, kopi, dan beras.

3. Kalimat Luas Bersisipan
Kalimat luas bersisipan adalah kalimat yang dibentuk dari dua buah klausa (atau lebih). Salah satu dari klausa itu menjadi klausa yang disisipi atau klausa dasar dan klausa lain menjadi klausa yang disipkan. Penyisipan ini dilakukan dengan bantuan kata penghubung yang, bahwa, dan tempat.
Dalam kalimat bersisipan itu, klausa klausa yang disisipkan berfungsi sebagai keterangan atau penjelasan dari bagian klausa dasar yang disisipnya. Bagian klausa dasar yang biasa diberi keterangan dengan klausa sisipan ini adalah unsur subjek dan unsur objek.

4. Kalimat Luas Setara
Kalimat luas setara dibentuk dari dua buah kjlausa atau lebih yang digabungkan menjadi sebuah kalimat, baik dengan bantuan kata penghubung atau tiadak.
Kedudukan klausa-klausa dalam kalimatsetara ini adalah sama derajatnya, yang satu tidak lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain; atau yang satu tidak mengikat atau terikat pada yang lain. Klausa-klausa itu mempunyai kedudukan yang  bebas, sehingga apabila klausa yang satu ditanggalkan, maka yang lain masih tetap berdiri sebai sebuah klausa.
Penggabungan dua buah klausa menjadi kalimat luas setara ini memberikan makna yang menyatakan penggabungan:
a) Penambahan
b) Pertentangan
c) Pemilihan
d) Penegasan
e) Pengurutan

5. Kalimat Luas Bertingkat
Kalimat luas bertingkat dibentuk dari dua buah klaus, yang digabungkan menjadi satu. Biasanya dengan bantuan kata penghubung sebab, kalau, meskipun dan sebaagainya.
Kedudukan klausa-klausa didalam kalimat luas bertingkat ini tidak sama derajatnya. Yang satu mempunyai kedudukan lebih tinggi dari yang lain; atau yang satu mengikat atau terikat pada yang lain.
Klausa yang kedudukannya lebih tinggi mempunyai kedudukan yang bebas, sehingga tanpa klausa yang lain tetap dapat berarti sendiri sebagai sebuah kalimat. Sedangkan klausa yang kedudukannya lebih rendah mempunyai keududukkan yang tidak bebas, sehingga tidak dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat.
Dalam tata bahasa tradisionaal klausa bebas dalam kalimat luasbertingkat ini disebut induk kalimat, sedangkan klausa tidak bebas, atau yang disebut anak kalimat ini, biasanya didahului dengan kata penghubung.
Penggabungan dua buah klausa menjadi kalimat luas bertingkat ini memberikan makna yang antara lain, menyatakan:
a) Sebab
b) Akibat
c) Syarat
d) Tujuan
e) Waktu
f) Kesungguhan
g) Pembatasan.

6. Kalimat Luas Kompleks
Kalimat luas kompleks dibentuk dari tidga klausa atau lebih yang kedudukan klausa-klausanya itumerupakan campuran dari struktur kalimat luas setara dan kalimat luas bertingkat. Penggabungannya biasanya dibantu dengan bantuan kata penhgubung, baik yang biasa dipakai dalam kalimat luas bertingkat. Makna yang ada sebagian hasil penggabungan klausa-klausanya., bisa makna yang ada dalam kalimat luas setaraa maupun yang ada dalam kalimat luas bertingkat.
Struktur yang lebih kompleks dengan jumlah klausa yang lebih banyak dapat juga kita susun kalau masalah atau pokok pikiran yang akan dikatakan banyak mengandung pikiran tambahan atau pikiran penjelas.

7. Kalimat Elips
Kalimat elips adalah kalimat yang dibentuk dari sebuah klausa yang tidak lengkap.klausa dalam kalimat elips ini mungkin tidak bersubjek, mungkin tidak berpredikat, dan mungkin jugaa tidak mempunyai subjek dan predikat; yang ada hanya keterangan. Kalimat elips ini bisa terjadi kalau situasi atau konteks peraturan itu secara keseluruhan suadah diketahui oleh orang-orang yang terlibat dalam peraturan itu. Misalnya dalam tanya jawab, atau dalam diskusi lainnya. Perhatikan contoh-contoh berikut:
- Berangkatlah!
- Bacalah!
- Coba, sini dulu!
- Adik?
- Kompas.

8. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya menyatakan berita atau pernyataan untuk diketahui oleh orang lain (pendengar atau pembaca)
Kalimat berita ini dibentuk dari sebuah klausa, dua buah klausa, tiga buah klausa atau juga lebih; atau dalam wujud kalimat sederhana, kalimat luas rapatan, kalimat luas setara , kalimat  luas bertingkat, maupun kalimat kompleks, sesuai dengan besarnya atau luasnya isi berita yang ingin disampaikan.
- Sekarang kami sudah ssadar untuk membayar pajak.

9. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya mengharapkan reaksi atau jawaban berupa pengakuan, keterangan, alasan, atau pendapat dari pihak pendengar atau pembaca. Dilihat dari reaksi jawaban yaang diharapkan, dibedakan adanya:
a) Kalimat tanya yang meminta pengakuan atau jawaban:
ya – tidak, atau
ya – bukan
b) Kalimat tanya yang meminta keterangan mengenai salah satu unsur kalimat.
c) Kalimat tanya, yang meminta alasan.
d) Kalimat tanya yang meminta pendapat atau buah pikiran orang lain.
e) Kalimat tanya yang menyungguhkan.

10. Kalimat Perintah dan Kalimat Larangan
Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya mengharapkan adanya reaksi berupa tindakan atau perbuatan dari orang yang diajak bicara (pendengar atau pembaca). Kalau isi kalimat perintah itu mengharapkan orang lain melakukan suatu tindakan atau perbuatan, maka kalimat tersebut dinamai kalimat larangan.

11. Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan untuk menyatakan emosi atau perasaan batin yang biasanya terjadi secara tiba-tiba. Misalnya, rasa terkeju, marah, kagum, gemas, kecewa, sedih, cemas, takut, tidak suka, benci, iba, dan sebagainya.
- “Wah, mahal sekali!” kata ibu karena terkejut.
- “Celaka, orang itu datang lagi!” kata Sudin dengan takut.

Komentar Facebook
Komentar Blogger

0 komentar: